Surakarta – LBIPU menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) mereview rubrik skala sikap untuk asesmen afektif dan psikomotorik matakuliah kewarganegaraan (11/5/2024). Acara yang diadakan di ruang I.4.01 tersebut membahas pentingnya asesmen kognitif dan psikomotorik matakuliah kewarganegaraan. Elemen skala sikap yang didiskusikan dalam FGD tersebut antara lain kejujuran, kerjasama, kreatif, mandiri,kerja keras, peduli lingkungan, peduli social, dan rendah hati. Nara sumber sebagai penyususun rubrik asesmen adalah Prof. Dr. Sri Lestari, S.Psi., M.Si., Psikolog dan Suwanda Priyadi, S.Ps., M.A. keduanya dari fakultas psikologi UMS. Perilaku mahasiswa dapat dinilai dengan sepuluh elemen tersebut oleh dosen dan oleh teman sesama mahasiswa (peer assessment). Penilaian pembelajaran mata kuliah wajib universitas (MKWK) diharapkan dapat mencakup tiga ranah, yakni konitif, afektif, dan psikomotorik agar tujuan pembelajaran tercapai. Hal ini sesuai dengan konsep pendidikan yang terantum dalam UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL yang berbunyi Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pada Bab II pasal 3 dijelaskan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Universitas Muhammadiyah Surakarta melalui Lembaga Bahasa dan Ilmu Pengetahuan Umum yang diketuai oleh Dr. Dwi Haryanti, M.Hum. menyiapkan pembelajaran MKWK sesuai dengan yang dicanangkan pemerintah melalui Undang-undang yang sudah ditetapkan. Acara FGD selain dihadiri kedua nara sumber juga dihadri oleh pembahas ahli sehingga draf rubrik asesmen menjadi lebih sempurna dan valid. (z)
